Coco
Chanel adalah desainer pemilik brand Chanel yang dikenal dan dikenang di
seluruh dunia sepanjang masa. Nama aslinya adalah Gabrielle Chanel, masa
kecilnya yang dihiasi oleh berbagai rintangan membuatnya menjadi wanita yang
kuat. Ia terlahir dari keluarga miskin, ibunya meninggal saat ia masih kecil.
Di waktu remaja, ayahnya meninggalkannya di biara dan tidak pernah kembali
sejak saat itu.
Awal
mula kisahnya dengan fashion adalah saat ia belajar menjahit di asrama
biarawati. Saat itu gurunya berkata padanya bahwa kesederhanaan adalah
keindahan yang sesungguhnya. Kalimat itulah yang dijadikannya pedoman dalam
hidupnya, yang juga mengalir dalam darah brand Chanel itu sendiri.
Meski
hidupnya dipenuhi oleh berbagai rintangan, Coco Chanel sangatlah gigih untuk
memerangi kemiskinan. Pada awalnya, ia bekerja sebagai penjahit. Lalu ia
mengikuti audisi sebagai bintang broadway berkali-kali, tetapi selalu gagal
karena ia dinilai tidak berbakat. Usahanya tidak berhenti sampai situ, lalu ia
pun memulai bisnis fashionnya sendiri.
Berbeda
dengan butik lainnya di Paris, Chanel sangatlah inovatif dan agak ‘nyeleneh’
saat itu. Dengan target pelanggannya yang merupakan kaum borjuis, ia berani
merilis pakaian dari bahan rajutan yang saat itu hanya digunakan oleh rakyat
jelata. Desain pakaian Chanel juga jauh lebih sederhana dibandingkan butik
lain, menabrak dan menggeser tren fashion yang ada di Eropa saat itu. Ia
menciptakan inovasi dalam tren fashion: berorientasi pada kenyamanan
pemakainya, bukan hanya sekedar keindahannya.
Keberaniannya tersebutlah yang membuat Chanel terkenal hingga saat ini,
berpuluh-puluh tahun setelah kematiannya, namanya harum tidak ikut mati bersama
jasadnya.
Untuk
meraih itu semua, selain dengan kegigihannya dalam bekerja, Coco Chanel juga
memiliki kemauan belajar yang tinggi. Ia berteman dengan banyak orang seperti
para pengusaha, seniman, bahkan bangsawan. Dengan bergaul dengan berbagai macam
lapisan masyarakat, ilmu dan sudut pandangnya pun menjadi luas. Walaupun ia
tergolong dalam kategori orang miskin saat itu, ia tetap percaya diri untuk
menjalin pertemanan dengan orang-orang kaya, sehingga banyak sekali bantuan
dari orang lain untuk mendirikan usaha butik Chanel tersebut, sampai terkenal
di seluruh dunia.
Pada
akhir hidupnya, ia menyumbangkan sebagian besar hartanya kepada serikat
penjahit muda di Prancis. Semangatnya pun mengalir kepada pemuda di sana dalam
industri fashion dari generasi ke generasi sampai saat ini, yang menjadikan
Paris sebagai pusat fashion dunia.
Saya
sangat terinspirasi dengan kisah Coco Chanel dari masa kecilnya hingga akhir
hayatnya, dan juga perkembangan brand Chanel sampai saat ini. Saya ingin
memiliki kekuatan dalam kegigihan, keberanian, passion, dedikasi dan inovasi
seperti Coco Chanel. Saya juga ingin bisa dikenang oleh dunia sepanjang masa
berkat karya saya. Menurut saya, seperti itulah tujuan hidup yang sebenarnya.
Berkarya untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain. Dengan ketulusan kita
saat bekerja dan berkarya, hasilnya akan setara dengan perjuangan kita.
Saya
pun setelah membaca buku biografi Coco Chanel saat saya kelas 1 SMA, menjadi
lebih bersemangat untuk meraih cita-cita saya. Walaupun selalu ada rintangan
dalam menjalankannya, terutama dalam masalah kepercayaan diri saya yang rendah,
dengan melihat kepercayaan diri Coco Chanel dalam bergaul meski dirinya adalah
orang miskin, membuat saya percaya bahwa saya layak untuk memperjuangkan
cita-cita saya. Siapapun dengan keadaan ekonomi dan fisik seperti apapun, layak
untuk bercita-cita menjadi apapun yang ia mau. Tidak ada cita-cita yang hanya
boleh diimpikan oleh orang kaya ataupun yang dinilai rupawan saja. Hal ini juga
yang membuat saya sedikit menambah pemahaman saya dalam hal kesetaraan.
0 komentar:
Posting Komentar