Pada tanggal 7 Maret 2018, aku diundang Beautynesia di acara
seminar awam tentang hiperandrogen ini, talkshow dibawakan oleh dr. Isabella
Putri S. Meliala dari Lineation Center. Ini pertama kalinya aku diundang untuk
menghadiri event sebagai blogger, excited banget XD
Ada sekitar 10-20% perempuan mengalami gejala hiperandrogen.
Gejala yang dialami penderita hiperandrogen adalah ciri-ciri petumbuhan
sekunder yang umumnya dialami laki-laki. Jadi, maksudnya cewe-cewe yang
mengalami hiperandrogen ini, memiliki ciri-ciri yang mirip cowo. Apa aja sih ciri-cirinya?
- Seborrhea
sumber: medicinenet.com |
Seborrhea adalah penyakit kulit, biasanya ada di kulit
kepala. Kondisi kulit berketombe, merah dan bersisik. Beda loh, dengan ketombe
yang disebabkan shampoo yang engga cocok atau jarang keramas. Penyebab
seborrhea pada penderita hiperandrogen adalah aktifitas kelenjar sebasea yang
berlebihan menyekresikan sebum, hal ini dipengaruhi oleh hormon androgen.
- Hirsutisme
sumber: google |
Inget ga tokoh wanita berjambang di film The Greatest
Showman? Ternyata ada 5% dan 15% perempuan di masa reproduksi mengalami hal
yang sama! Persentasi penderita hirsutisme bervariasi diantara etnis tertentu,
paling sedikit dialami perempuan di Asia. Ini terjadi juga pada 70-80% penderita
hiperandrogen.
Kembali lagi pada fungsi hormon androgen yang menyebabkan
pertumbuhan sekunder pada laki-laki, salah satunya adalah tumbuhnya rambut
secara berlebihan di daerah punggung, tangan dan kaki, juga jambang.
- Androgenic Alopecia
sumber: lisine.ru |
Sudah jelas dari namanya, kalau androgenic alopecia ini disebabkan oleh hormon androgen.
Alopecia sendiri apa? Alopecia adalah kebotakan yang disebabkan oleh rambut
rontok.
Meski di sisi lain hormon androgen bisa melebatkan rambut
jambang, bulu dada dan bulu lainnya, tetapi justru untuk rambut di kulit
kepala hormon androgen yang berlebihan
dapat menyebabkan kerontokan.
- Acne
sumber: google |
Nah ini dia. Kita tau kan kalau jerawatan di usia remaja itu
wajar? Persentase penderita jerawat di usia remaja adalah 95%. Penyebab jerawat
bermacam-macam, bisa karena tidur yang engga teratur, makan engga teratur,
gangguan hormon saat menstruasi, dan lainnya. Gangguan hormon saat menstruasi
bisa menyebabkan jerawat, tetapi biasanya hanya sekitar 3 hari sampai
jerawatnya sembuh.
Bedanya dengan jerawat akibat hiperandrogen adalah, di mana
jerawat itu susah disembuhkan dibandingkan jerawat biasa, lebih parah dan bisa
menyebabkan bekas jerawat. Kembali pada fungsi hormon androgen yang
mempengaruhi kelenjar sebasea, jerawat bisa muncul bersamaan dengan penyakit seborrhea.
Jerawat penderita hiperandrogen dapat muncul di berbagai bagian tubuh yang
mengandung banyak sekali minyak, bisa di wajah, punggung, kepala bahkan pantat.
Mungkin ada yang berpendapat, “ah aku ga masalah dengan
jerawat, bulu lebat dan kebotakan tuh.” Tetapi, orang yang menderita
hiperandrogen punya ciri-ciri sulit hamil. Jika dibiarkan, dapat menyebabkan
infrtilitas, alias mandul. Serem tuh.
Coba bayangin betapa menderitanya perempuan yang mengalami
hiperandrogen. Inget lagi deh, tokoh wanita berjambang di film The Greatest
Showman. Dia ngerasa rendah diri dan trauma karena diejek orang-orang
dilingkungannya. Sekarang dibandingkan dia yang hidup di jaman dahulu itu,
dengan kemajuan teknologi, penderita hiperandrogen masih bisa bernapas lega.
Ada berbagai pilihan terapi untuk jerawat, yaitu pemakaian
benzoylperoxide, retinoid (biasanya ada pada produk obat jerawat), antibiotik,
GnRH analog, antiandrogen. Tetapi, pemakaian antibiotik dengan jangka panjang
dapat menyebabkan resistensi bakteri loh.
Antiandrogen adalah solusi paling efektif untuk penderita
hiperandrogen karena sifatnya yang menghambat hormon androgen, bisa mengobati
jerawat sedang sampai yang parah, dan mengatasi hirsutisme. Antiandrogen biasanya
berupa pil KB.
Salah satu perusahaan farmasi di Indonesia yaitu PT. Bayer
mempunyai produk antiandrogen tersebut loh, namanya Diane-35. Tetapi jangan
asal konsumsi, kita harus konsultasi dulu ke dokter, apakah kita bener-bener
hiperandrogen dan konsumsi obatnya lebih baik sesuai anjuran dokter. Penting juga bagi kamu yang dilihat dari gejala-gejala di atas memiliki kemungkinan hiperandrogen untuk menghindari kemandulan.
Sekian postingan hari ini! Terimakasih Beautynesia, GueSehat
Lineation dan PT Bayer karena udah ngasih aku kesempatan untuk menghadiri event
ini :D
Bye
note: Seneng banget bisa ketemu blogger lain secara langsung!
Wah keren nih informasi yg kaya gini, menambah wawasan jugaa, keep it up!
BalasHapusMakasiih
HapusKeep reading my blog ya wkwkw
Setiap orang memang diiberi kelebihan dan kurangan masing-masing.
BalasHapusTapi selama kita bersyukur kita pasti akan merasa cukup.
duh liat penderita hiperandrogen terutama yang Hirsutisme itu bikin aku jadi pengen nonton the greatest shwman lagi. keren banget filmnya :)
Yipyip. Filmnya juga bagus buat pembelajaran supaya menghargai orang lain apa adanya :D
HapusWaah yang paling serem itu androgenic alopecia.. gak kebayang cewek kepalanya kyk gitu..
BalasHapusBaru tahu loh saya. Thanks artikelnya bermnfaat bgt.
Sama2 :D
HapusHmm ngeri juga tuh. Alhamdulillah dapad wawasan baru tentang hiperandrogen. Thank about information.
BalasHapusYipyip. Sama2 :D
HapusKereen artikelnya jdi nmbah wawasan bru, tpi jgan asal menyimpulkan klo kta hiperandrogen ttep hrus konsul dlu k dokter :)
BalasHapusIyap benar. Kalo ditangani tanpa anjuran dokter juga bisa bahaya banget.
Hapus